UPI, Bandung. Program Studi Pengembangan Kurikulum S2 dan S3 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia pada Senin (30/12) telah melaksanakan webinar sebagai penutup tahun 2024. Webinar kali ini mengundang dua orang narasumber yakni Prof. Dr. Een Yayah Haenillah, M.Pd. dan Yanuar Dwi Prastyo, M.A., Ph.D. Setiap narasumber memiliki kepakaran terkait deep learning pada berbagai konteks. Sebagai bentuk kolaborasi, webinar ini juga bekerja sama dengan Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN) dan Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen).

Kepala Puskurjar Dr. Laksmi Dewi, M.Pd. berkesempatan untuk memberikan sambutan dan sedikit pengantar mengenai deep learning sebagai salah satu pendekatan pada proses pembelajaran serta menjadi salah satu pendekatan yang sedang dikembangkan oleh Puskurjar. Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M.A., sebagai Ketua Pusat HIPKIN juga menyampaikan sambutan dan ucapan terima kasih atas kehadiran semua pihak serta harapan adanya forum webinar yang diselenggarakan oleh HIPKIN dapat menjadi wadah yang baik untuk berbagi gagasan.

Prof. Dr. Rudi Susilana, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia berkesempatan untuk memberikan sambutan serta membuka webinar secara langsung. Pada sambutannya, disampaikan mengenai harapan kolaborasi yang semakin optimal antara HIPKIN, Kementerian, serta para guru yang berada di lapangan ketika sosialisasi dan mengimplementasikan kurikulum. Dengan kolaborasi yang dilakukan, implementasi kurikulum baik secara teoritis maupun praktis dapat dilaksanakan secara masif dan sesuai dengan kebijakan yang diharapkan Kemdikdasmen. Kegiatan ini, dimoderatori langsung oleh sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan S1 dan Pengembangan Kurikulum S2-S3 yakni Dr. Mario Emilzoli, M.Pd. Dilaksanakan melalui platform Zoom Meeting dan YouTube Streaming, peserta Webinar kali ini mencapai 600 peserta dan tersebar dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Beberapa peserta bahkan ada yang menyampaikan langsung mengikuti webinar dari luar negeri.

Narasumber pertama yakni Prof. Dr. Een Yayah Haenillah, M.Pd. membahas mengenai deep learning pada konteks anak usia dini. Pada kesempatan kali ini, disampaikan urgensi dan bagaimana cara memahami anak usia dini belajar. Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan menghubungkan konsep yang akan diajarkan dengan konsep yang dipahami oleh anak sehingga nantinya anak akan bisa memaknai apa yang dipelajarinya dengan hati. Narasumber kedua yakni Yanuar Dwi Prastyo, M.A., Ph.D. yang menjelaskan konsep deep learning dalam konteks pendidikan guru. Dalam konsep ini, ditekankan bahwa peserta didik harus benar-benar pada proses pembelajaran. Untuk menghadapi dan meningkatkan kebutuhan kemampuan abad ke-21, deep learning diperlukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkannya.

Berbagai hal menarik terjadi selama kegiatan pemberian materi serta diskusi bersama para peserta. Beberapa peserta berkesempatan untuk berinteraksi langsung dan menyampaikan pengalamannya ketika pelaksanaan pembelajaran di kelas, termasuk ketika secara tidak sadar bahwa sebetulnya ketika di kelas sudah melakukan deep learning ini. Beberapa peserta juga dapat merefleksikan bahwa untuk mengimplementasikan deep learning maka guru dan dosen sebagai seseorang yang benar-benar ada di lapangan harus menjadi seorang deep learner.

Webinar kali ini merupakan diskusi penutup di tahun 2024. Namun bukan berarti diskusi mengenai pendidikan ini menjadi selesai. Di tahun yang baru nanti kegiatan-kegiatan diskusi pada webinar seperti ini harus diteruskan sehingga suasana akademis senantiasa ada. Selain itu diharapkan dari webinar ini, bisa memunculkan berbagai macam perspektif-perspektif lain khususnya mengenai deep learning sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang memberikan pembelajaran bermakna baik bagi guru maupun peserta didik.

(Kontributor: Hafsah Nugraha/ Editor: Angga Hadiapurwa)